Jakarta (ANTARA) – Survei yang dilakukan jenama gawai POCO dengan perusahaan data YouGov menunjukkan generasi Z menjadikan ponsel sebagai pusat hiburan mereka.
POCO dan YouGov, mengadakan studi kepada pengguna berusia 18-40 tahun, Gen Z dan Milenial, di Asia Tenggara, yang menunjukkan sekitar 50 persen responden mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah waktu dan aktivitas menggunakan telepon genggam, menurut siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Survei yang mencakup 2.500 Gen Z dan milenial di Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam itu menunjukkan bahwa pandemi memicu penggunaan ponsel sebagai pusat hiburan. Selama tiga tahun terakhir, penggunaan ponsel di kalangan anak muda Asia Tenggara meningkat drastis, yaitu untuk bermain game (53 persen) belanja online (51 persen) dan streaming video (48 persen).
Baca juga: Psikolog: Batasi penggunaan gawai anak dengan beraktivitas bersama
Menggunakan ponsel untuk menonton video (81 persen) dan bermain game online (60 persen) adalah aktivitas tertinggi penggunaan ponsel di Asia Tenggara. Menurut survei itu, hanya 56 persen yang menggunakan ponsel untuk panggilan telepon dan 47 persen untuk mengambil foto dan video setiap hari.
Sementara untuk aktivitas yang dilakukan sepanjang minggu, 87 persen bermain game dan 80 persen mengambil foto dan video.
Gen Z menghabiskan lebih banyak waktu di depan ponsel dibandingkan milenial. Empat dari 10 responden menyatakan kemungkinan meningkatkan waktu yang dihabiskan setiap hari di ponsel, yaitu untuk media sosial (53 persen), menjelajah internet (56 persen), dan tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan.
Baca juga: Orang tua perlu bangun koneksi yang baik agar anak tak kecanduan gawai
Sejak pandemi, penggunaan perangkat seluler untuk bekerja dan bisnis dinilai sebagai area yang signifikan dengan pertumbuhan sebesar 59 persen.
Pergeseran tren juga membuat konsumen mempertimbangkan kembali pemilihan ponsel, dibandingkan lima tahun lalu, mereka lebih menyukai ponsel kelas menengah dengan alasan biaya terjangkau (57 persen), keseimbangan harga dengan kinerja (57 persen) dan fitur tidak berlebihan (50 persen).
Selain itu, hampir setengah responden (46 persen) berniat mengganti ponsel sebelum akhir 2024, harga yang terjangkau menjadi pendorong utama konsumen beralih ke merek kelas menengah (42 persen).
Baca juga: Pemkot imbau orang tua murid batasi penggunaan gawai anak